Minggu, 14 April 2013

Tahap Perkembangan Pemikiran Manusia (August Comte)

Dari buku Sosiologi Perubahan Sosial
Piotr Sztompka
Dalam buku Sosiologi Perubahan Sosial oleh Piotr Sztompka, disebutkan bahwa August Comte merupakan


 salah satu dari enam tokoh yang termasuk dalam tokoh evolusionisme sosiologis. Adapun yang dimaksud






 dengan evolusionisme sosiologis merupakan konsep pertumbuhan menyediakan inti gagasan sosiologi


 tentang evolusi, menjadi landasan bagi aliran teoritis yang berpengaruh dalam study perubahan sosial. 




Evolusionisme sosiologis ini lebih dulu lahir ketimbang evolusionisme biologis (Darwinisme) dan sangat


 berbeda antara keduanya.
Enam tokoh evolusionisme sosiologis yaitu August Comte, Herbert Spencer, Morgan, Emile Durkheim,


 Tonnies dan Ward. Menyoroti pada teori yang dikemukakan oleh August Comte, dia adalah pencetus 




konsep evolusi idealis. Comte berasumsi bahwa untuk memahami periode kelahiran modernitas kita perlu


 menempatkannya dalam konteks historis yang lebih luas, yaknimemperlakukannya hanya sebagai salah satu


 fase saja dari perjalanan panjang sejarah umat manusia. Masyarakat kapitalis, industrial, urban, tidak muncul


 secara kebetulan, tetapi merupakan hasil wajar dari proses terdahulu. Mustahil orang dapat memberikan


penjelasan, memprediksi, dan menentukan arah perkembangan fenomena modern secara memadai tanpa


merekonstruksi pola dan mekanisme seluruh sejarah terdahulu.
Menurut Comte pemikiran manusia berkembang melalui tiga tahap, tahapannya dari pemikiran dikarenakan


derajat pengetahuan yang dimiliki masyarakat memengaruhi atau menentukan semua aspek kehidupan


 masyarakat lainnya. Adapun tiga tahap tersebut adalah :


  1. Tahap Teologis: Di tahap ini, permohonan manusia terhadap kekuatan gaib(supernatural) dan segala

     kejadian di dunia dianggap sebagai kehendak kekuatan gaib itu. Manusia menyerah pada semangat 


    atau roh yang terdapat di dalam benda, pohon, dan binatang (fetishme, animisme), kemudian memuja


    ssejumlah Tuhan yang diyakini bertanggung jawab atas berbagai fase kehidupan (politeisme)cdan


     terakhir menyembah satu Tuhan Maha Kuasa. Periode ini ditandai oleh dominasi kehidupan militer


     dan berkembangnya lembaga perbudakan.
  2. Tahap Metafisik: Tahap ini muncul segera setelah manusia menggantikan Tuhan dengan zat atau 

    penyebab yang abstrak. Prinsip-prinsip fundamental tentang realitas dipahami dengan nalar. Gagasan


     kedaulatan, kekuasaan hukum dan pemerintahan berdasarkan hukum dominan dalam kehidupan


     pilitik.

  3. Tahap Positif: Tahap ini tercapai segera setelah manusia menyerahkan diri pada hukum yang 
    berdasarkan bukti empiris, pengamatan, perbandingan, dan eksperimen. Inilah abad ilmu pengetahuan


     dan industrialisme. Segera setelah tahap positif tercapai,perkembangan berlanjut tanpa henti, ilmu


     berkembang pesat, dapat memperkirakan realitas hingga ke tingkat yang makin luas, namun tak 


    pernah mencapai kebenaran terakhir dan sempurna. Himpunan pengetahuan manusia terus meningkat


     dan bertambah luas. Pertumbuhan pengetahuan secara kumulatif dan kuantitatif segera setelah kualitas


     tertinggi pengetahuan positif t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar